PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN SOSIAL DI PULAU JAWA BERDASARKAN INDIKATOR STATUS KESEJAHTERAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

Masyarakat yang mengalami kerentanan sosial merupakan bagian dari warga Negara Indonesia yang juga berhak memperoleh kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama untuk meraih dan memperoleh Pendidikan, memiliki hak untuk kehidupan yang layak, dan mempunyai kemampuan serta menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai jual. Kerentanan sosial merupakan ketidakberdayaan dalam menghadapi risiko, tekanan atau trauma karena situasi sosial yang mungkin dialami oleh individu atau kelompok. Penelitian ini mengunakan algoritma Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan kerentanan sosial di Pulau Jawa berdasarkan indikator status kesejahteraan. Algoritma Fuzzy C-Means dipilih kemampuan yang baik dalam mendeteksi klaster dengan meminimalisasikan variasi di dalam suatu cluster dan memaksimalkan variasi antar cluster. Analisis klastering Fuzzy C-Means dilakukan dengan penggunakan R Studio. Tipe jarak yang digunakan ialah Euclidean Distance dengan m default yaitu m=2. Klaster konvergen tidak ditentukan berdasarkan maksimum jumlah iterasi, akan tetapi berdasarkan perubahan nilai fungsi objektif dimana nilainya harus sangat kecil. Jumlah klaster optimal yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan penelitian terdahulu yaitu empat klaster. Berdasarkan analisis klaster dengan menggunkan algoritma Fuzzy C-Means didapatkan hasil Klaster 1 merupakan klaster yang memiliki tingkat kerentanan sosial yang rendah dengan memiliki masalah status kesejahteraan berkaitan dengan dua hal, yaitu masyarakat yang belum menggunakan listrik dan masyarakat yang masih sewa rumah. Daerah yang termasuk dalam klaster ini sebanyak 43 kabupaten/ kota di pulau jawa. Klaster 2 merupakan klaster yang memiliki tingkat kerentanan sosial yang sangat rendah dimana permasalahan yang terjadi dalam klaster ini tidak ada yang menonjol. Daerah yang termasuk dalam klaster ini sebanyak 32 kabupaten/ kota di pulau jawa. Klaster 3 merupakan klaster yang memiliki tiga belas permasalahan yang paling tinggi kepala rumah tangga perempuan, individu berumur 60 keatas, anak yang tidak bersekolah, individu yang cacat, masyarakat yang memiliki penyakit kronis, pengangguran, penggunaan sumber air tidak terlindungi, bahan bakar memasak menggunkan kayu, tidak memiliki tempat BAB, masyarakat berusia dibawah 15 tahun, populasi perempuan, rumah tangga. Daerah yang termasuk dalam klaster ini sebanyak 10 kabupaten/ kota di pulau jawa. Klaster 4 merupakan klaster yang memiliki satu masalah status kesejahteraan yang paling tinggi yaitu masyarakat yang belum menggunakan listrik. Daerah yang termasuk dalam klaster ini sebanyak 34 kabupaten/ kota di pulau jawa